Awan Yang Berpendar

Kegelisahanku merayap naik ke ujung malam. Beralaskan awan kutermenung di angkasa. Saat ku tengadah berjuta bintang mengedip ke arahku. Ketika jemari ini menari menggapai-gapai. Ah, aq jd tersenyum sendiri. Aku harus sudahi kegilaan ini. Bagai awan yang berpendar oleh sapuan angin, kehangatan mentari yang kurasakan siang tadi pun kini tlah berubah menjadi dingin yang menusuk. Kelamnya malam tlah mematikan cahaya surya. Andai kau tahu aku benar-benar sedih.
Aku tidak ingin meletakkan resahku di ujung langit. Aku ingin kembali menyentuh bumi di mana aku bisa merasakan tajamnya kerikil kala ku berlari tanpa alas kaki. Kurela merasakan kembali pedihnya debu di mataku. Aku ingin berada di mana seharusnya aku berada... dan berdamai dengan diriku sendiri.
Mungkin aku bisa menemukan tempat di mana aku dapat kembali berlari mengejar kupu-kupu yang cantik... atau sekadar untuk mendengarkan kepakan Calibri yang demikian cepatnya... di suatu taman yang indah. Mungkinkah?

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 comments:

ulanrouge said...

Di mana pun dirimu berada... kamu tetap cantik dan baik hati.. pesona yang sulit dilupakan..

Post a Comment